Perempuan datang dalam bening pagi yang tersenyum di balik kelopak embun. Di kepalanya tumbuh rimbun dahan-dahan mimpi dari sebatang pohon asa yang menjulang di obrolan-obrolan motivasi kemudian kerap membonsai tertekan masalah yang datang silih berganti. Kembali dahan itu merimbun lagi setelah ia melihat celah untuk mewujudkan mimpi-mimpinya yang selama ini seolah hanya tumpukan mantra.-SS-
Tag: ilustrasi
Ex (2)
1
You were my light
But now you are my ex.
2
I have removed your name on my contact
I have blocked your number on whatsapp
But I can’t delete you in my heart.
Ex
1.
Kita dulu adalah cerita
Saat matamu berbubuk cinta
2.
Kita dulu berjalan searah
Di tengah jalan kamu memutar arah
3.
Aku melihatmu sebagai masa depanku
Engkau menganganggapku masa lalu
4.
Matamu mengeja
Terjaga
Tapi hatimu berdegup kencang
Apalagi kalau bukan karena mimpi barusan
Tatapan tatapan yang enggan dibungkus kenangan
5.
Tanpa sepengetahuanmu
Ia diam-diam telah menutup buku
Kisah-kisah kalian kini hanya masa lalu
Tak ada lagi lembar catatan rindu
Demi Pagi
Demi pagi aku rela digulung sepi
Sunyi membekuk kata-kata
Berontak menari di panggung larik puisi
Menyuarakan lara menghujam sukma
-Susan Sutardjo-
Mimpi
Demi mimpi aku rela jatuh berkali-kali
Merangkak, merintih, bangun, tertatih
Tak perlu kau tanya tangis dan pedih
Luka, kecewa mengucur dari jari-jari puisi.
-Susan Sutardjo-
Tutup Buku
Sadarlah tanpa sepengetahuanmu
Ia diam-diam telah menutup buku
Kisah-kisah kalian kini hanya masa lalu
Tak ada lagi lembar catatan rindu.
-Susan Sutardjo-
Jakarta, Januari 2018
“Retak” Cerita hati yang tak utuh lagi
Kau Tanya Mengapa
Kau tanya mengapa aku mencintaimu
Aku balik bertanya apa jawaban itu perlu?
Kau tanya mengapa aku memilihmu?
Aku melihat sebagian diriku ada pada dirimu.
Kau tanya lagi, mengapa aku suka kamu. Sepertinya jawabanku tak memuaskan penasaranmu
Kau tanya kenapa mencintaimu dan bukan mereka
Bukankah cinta tak perlu penjelasan
Seperti soal esai yang membutuhkan uraian.
Tanya itu menjadi repetisi. Ritual yang seakan wajib dilakukan.
“Kenapa mencintaiku? ”
Sebegitunya kamu perlu alasan.
Dan kau tanya berulang-ulang.
Tapi pada akhirnya tanya itu hanya rasa penasaran. Bukan bukti keinginanmu menjadikanku masa depan. Karena kamu menghilang tanpa pesan. Ketika sayang di dada sedang mekar. Dan kau paksa layu seiring kepergianmu.
“Retak” Cerita hati yang tak utuh lagi.